Zakat Perdagangan

Zakat perdagangan adalah zakat yang dikeluarkan dari harta niaga, sedangkan harta niaga adalah harta atau aset yang diperjualbelikan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan. Dengan demikian maka dalam harta niaga harus ada 2 motivasi: Motivasi untuk berbisnis (diperjualbelikan) dan motivasi mendapatkan keuntungan.

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah: 103).

Harta perdagangan yang dikenakan zakat dihitung dari asset lancar usaha dikurangi hutang yang berjangka pendek (hutang yang jatuh tempo hanya satu tahun). Jika selisih dari asset lancar dan hutang tersebut sudah mencapai nisab, maka wajib dibayarkan zakatnya.

Nisab zakat perdagangan senilai 85 gram emas dengan tarif zakat sebesar 2,5% dan sudah mencapai satu tahun (haul). Berikut cara menghitung zakat perdagangan:

2,5% x (aset lancar – hutang jangka pendek)

Contoh:

Bapak A memiliki aset usaha senilai Rp300.000.000,- dengan hutang jangka pendek senilai Rp50.000.000,-. Jika harga emas di tahun 2023 saat ini Rp,1.108.000-/gram, maka nishab zakat senilai Rp86.530.000,-. Sehingga Bapak A sudah wajib zakat atas dagangnya. Zakat perdagangan yang perlu Bapak A tunaikan sebesar 2,5% x (Rp300.000.000,- – Rp50.000.000,-) = Rp6.250.000,-.

Ketentuan dan Syarat Zakat Perdagangan

Seperti yang telah disebutkan, setiap harta hasil berdagang atau berniaga wajib dizakatkan. Harta yang ditunaikan untuk berzakat ini harus sesuai dengan ketentuan yang tepat. Berdasarkan laman resmi BAZNAS, harta niaga harus mencakup dua motivasi sebelum menunaikan zakat perniagaan, di antaranya:

  1. Motivasi untuk berbisnis (diperjualbelikan)
  2. Motivasi untuk mendapatkan keuntungan

Apabila tidak ada dua motivasi tersebut saat menunaikan zakat perniagaan, maka tidak termasuk ke dalam harta atau aset niaga. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam menghitung zakat perniagaan yaitu membedakan antara harta niaga dan bukan harta niaga. Jika termasuk harta niaga, maka harus ditunaikan untuk berzakat.

Misalnya, ada seseorang yang menjual tanah hanya sekali saja atau membeli tanah tidak untuk diperjualbelikan, tetapi hanya untuk menabung saja, maka pemasukannya tersebut tidak termasuk ke dalam harta niaga sehingga tidak wajib untuk menunaikan zakat perniagaan. Namun, jika orang tersebut melakukan bisnis jual beli rumah yang tujuannya untuk dijual lagi ke pihak lain, maka yang demikian itu termasuk harta niaga dan zakatnya wajib ditunaikan, tentunya sesuai dengan dua motivasi di atas.

Dengan begitu, ada beberapa ketentuan zakat perniagaan yang perlu diperhatikan, di antaranya:

  • Usaha atau bisnis telah berjalan selama 1 tahun hijriyah
  • Nisab zakat perniagaan adalah senilai 85 gram emas
  • Persentase yang wajib dikeluarkan setara 2,5%
  • Zakat dapat dibayarkan dengan uang atau barang
  • Zakat perniagaan dikenakan pada perdagangan atau perseroan

Ada banyak hikmah yang bisa Anda dapatkan bila menunaikan zakat secara tepat, salah satunya yaitu memelihara harta agar menjadi berkah, bersih, dan terus berkembang. Menunaikan zakat juga berarti Anda peduli terhadap sesama sesuai dengan ajaran dalam agama Islam.

Oleh karena itu, bila nisab dan haul Anda sudah sesuai dengan ketentuan dalam zakat perniagaan, maka Anda diwajibkan untuk membayar zakat sesuai perhitungan yang ada. Setelah memastikan bahwa harta yang dimiliki selaras dengan persyaratan yang ada, kini Anda sudah bisa menunaikan zakat perniagaan dengan mudah melalui LAZISNUR

Untuk menunaikan zakat perdagangan, silahkan klik di sini.

Scroll to Top